Kamis, 26 Januari 2012

Serangan-Serangan Bangsa Mongol

Sesungguhnya invansi pasukan mongol terhadap wilayah-wilayah Islamadalah tragedy besar yang tidak ada tandingannya sebelum ini dan sesudahnya. Kendati sebelumnya didahului dengan perang salib, sesungguhnya perang salib tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan invansi pasukan mongol. Betapapun banyaknya jumlah korban perang dari kaum muslimin pada keseluruhan perang salib, sesungguhnya itu masih relative kecil jika dibandingkan dengan jumlah korban perang dari kalangan kaum muslimin pada satu perang diantara sekian banyaknya perang yang dilancarkan pasukan Mongol secara brutal dan sadis tersebut.
Kaum muslimin mengalami kerugian yang tidak terhitung akibat kolonialisme modern,namun penghancuran oleh para penjajah di seluruh negeri tidak sebanding dengan penghancuran oleh pasukan Mongol terhadap satu kota saja Bagdad misalnya. Barangkali manusia tidak pernah melihat pembantaian, pembunuhan dan penghancuran yang sadis dan kejam dalam sejarahnya, kecuali pembantaian di akhir perjalanan dunia nanti oleh Ya’juj dan Ma’juj. Dajjal saja tidak membunuh pengikutnya dan hanya, membunuh para penentangnya. Sedangkan mereka bangsa Mongol tersebut tidak menyisahkan seorang pun, semuanya dibabat habis. Tidak ada pengecualian antara laki-laki, wanita dan anak-anak. Mereka belah perut wanita-wanita hamil kemudian membunuh bayi-bayinya.
Invasi pasukan mongol berimbas pada perubahan social, moralitas dan politik terhadap negeri-negeri Islam. Sebagaimana invansi pasukan Mongol mengakibatkan dampak negative dalam masyarakat Islam, disamping itu juga mengakibatkan dampak positif bagi ummat Islam, yaitu membangun perasaan kaum musliminterhadap pentingnya persatuan dan membuang jauh-jauh perpecahan. Jikalau ditelusuri historisnya, umat Islam pada waktu itu tersebar dimana-mana dari jazirah Arab sampai Eropa dibawah naungan Negara-negara Islamiyah,yang sudah barang tentu system pemerintahannya sudah mulai mendekati ideal,disamping itu pula, peradapan dan ilmu pengetahuan mulai berkembang pesat, ini semunya menandakan bahwa pada waktu itu ilmuwan dan cendekiawan muslim mulai banyak seperti Ibnu Taimiyah. Akan tetapi ironis sekali bilamana Negara Islamtatkala itu dikikis habis oleh Negara Mongol, bagaikan debu yang ada di atas batulicin yang diterpa angin yang kencang.


A.Latar Belakang Bangsa Mongol
Asal mula bangsa Mongol adalah dari masyarakat hutan yang mendiamiSiberia dan Mongol Luar di sekitar danau Baikal dan pegunungan Altani tepatnya di bagian barat laut Cina. Sebenarnya mereka itu bukanlah suku nomad yang berpindah-pindah dari satu stepa ke stepa yang lain, walapun merekamenaklukkan banyak stepa dengan ketangkasannya menunggang kuda.Pemimpin atau Khan bangsa Mongol yang pertama diketahui dalamsejarah adalah Yesugei (w. 1175). Ia adalah ayah Chinggis (Chingis atau Jengis).Chinggis aslinya bernama Temijin, seorang pandai besi yang mencuat namanyakarena perselisihan yang dimenangkannya melawan Ong Khan atau Togril,seorang kepala suku Kereyt. Chinggis sebenarnya adalah gelar bagi Temujin yangdiberikan kepadanya oleh sidang kepala-kepala suku Mongol yangmengangkatnya sebagai pemimpin tertinggi bangsa itu pada tahun 1206, atau jugadisebut Chingis Khan/Raya yang Agung, ketika ia berumur 44 tahun. Perludiketahui juga, bahwasannya bangsa Mongol adalah bangsa yang pemberani dantegar dalam berperang.

B.Agama Bangsa Mongol
Bangsa Mongol tidak memeluk salah satu agama samawi dari ketigaagama samawi. Padahal mereka hidup dan berinteraksi dengan pengikut agamaYahudi, Kristen dan Islam. Jengis Khan juga menyempurnakan moralmasyarakatnya dengan undang-undang yang dibuatnya, yaitu Ilyasa atau Yasaq. Disamping itu juga, Jengis Khan juga mengatur kehidupan beragama dengan tidak boleh merugikan antara satu pemeluk agama dengan yang lainnya. Sebagaikonsekwensinya, rakyat Mongol harus menghormati rajanya tentara yang mau perperang harus diinspeksi terlebih dahulu dan perempuan harus siap membayar pajak jika lelakinya pergi berperang, ia juga mendirikan pos untuk mengetahui berita tentang kerajaanya, ia melarang penyerbuan terhadap agama, sekte agamadan mencegah terjadinya perbedaan dalam agama. Ternyata Jengis Khan inginmengambil hati kaum muslimin dengan tidak mengusik kelompoknya, danmenghormati Nabi SAW, yang ketika itu Islam sudah meluas hingga kewilayahnya, guna menghadapi tantangan dan meluaskan wilyah ke luar negeri, baik ke Cina maupun ke negeri-negeri Islam.

C.Perkembangan Bangsa Mongol
Bangsa yang dipimpinnya itu meluaskan wilyah ke Tibet (Cina barat laut),dan Cina, 1213, serta dapat menaklukkan Beijing tahun 1215. ia menundukkanTurkestan tahun 1218 yang berbatasan dengan wilayah Islam, yakni KhawarazmSyah. Invasi Gubernur Khawarazm membunuh para utusan Chinggis yang disertaioleh para saudagar Islam. Peristiwa tersebut menyebabkan Mongol menyerbuwilayah Islam, dan dapat menaklukkan Transoxania yang merupakan wilayahKhawarazm 1219-1220, padahal sebelummnya, mereka justru hidup berdampingan secara damai satu sama lain. Kota Bukhara di Samarkand yang didalamnya terdapat makam Imam Bukhari, salah seorang perawi Hadits yangtermasyhur, dihancurkan, Balk, dan kota-kota lain yang mempunyai peradapanIslam yang tinggi, di Asia Tengah juga tidak luput dari penghancuran. Jalaluddin, penguasa Khawarazm yang berusaha meminta bantuan kepada khalifah Abbasiyah di Bagdad, menghindarkan diri dari serbuan Mongol, ia diburu olehlawannya hingga ke India 1221, yang akhirnya ia lari ke Barat. Toluy, salahseorang anak Chinggis, diutus ke Khurrasan sementara anaknya yang lain, yakniJochi dan Chaghatay bergerak untuk merebut wilayah sungai Sir Darya Bawahdan Khawarazm.Wilayah kekuasaan Jengis Khan yang luas dibagi untuk empat orang putranya sebelum ia meninggal dunia tahun 624/1227.

Pertama ialah Jochi,anaknya yang sulung mendapat wilayah Siberia bagaian Barat dan Stepa Qipchaqyang membentang hingga Rusia selatan, di dalamnya terdapat Khawarazm. Namun ia meninggal dunia sebelum wafat ayahnya Jengis, dan wilayahwarisannya itu diberikan kepada anak Jochi yang bernama Batu atau Orda. Batumendirikan Horde (kelompok) Biru di Rusia Selatan sebagai pilar dasar berkembangnya Horde putih di Siberia Barat. Kedua kelompok itu bergabungdalam abad ke 14 yang kemudian muncul sebagai ke khanan yang bermacamragamnya di Rusia, Siberia dan Turkistan, termasuk di Crimea, Astrakhan, Qazan,Qasimov, Tiumen, Bukhara, dan Khiva. Syaibaniyah atau Ozbeg, salah satucabang keturunan Jochi berkuasa di Khawarazm dan Transoxania dalam abad ke15 dan 16.
Kedua adalah Chaghatay, mendapat wilayah berbentang ke Timur, sejak dari Transocania hingga Turkistan Timur atau Turkistan Cina. Cabang barat dariketurunan Chaghatai yang bermukim di Tranxosania segera masuk ke dalamlingkungan pengaruh Islam, namun akhirnya dikalahkan oleh kekuasaan Timur Lenk. Sedangkan cabang timur dari keturunan Chaghatay berkembang diSemirechye, Ili, T’ien Syan di Tamrin. Mereka lebih tahan terhadap pengaruhIslam, tetapi akhirnya mereka ikut membantu menyebarkan Islam di wilayahTurkistan Cina dan bertahan disana hingga abad ke XVII.
Ketiga bernama Ogedey, adalah putra Jengis Khan yang terpilih olehdewan Pimpinan Mongol untuk menggantikan ayahnya sebagai Khan Agung yangmempunyai wilayah di Pamirs dan Tien Syan. Tetapi dua generasi Khan tertinggi jatuh ke tangan keturunan Toluy. Walaupun demikian, cucu Ogedey yang bernamaQaydu dapat mempertahankan wilayahnya di Pamirs dan Tien Syan, mereka berperang melawan anak turun Chaghatay dan Qubulay Khan, hingga iameninggal dunia tahun 1301.
Keempat adalah Tuli, si bungsu mendapat bagian wilayah Mongoliasendiri. Anak-anaknya, yakni Mongke dan Qubulay menggantikan Ogedeysebagai Khan Agung. Mongke bertahan di Mongolia yang ber ibu kota diQaraqarum. Sedangkan Qubulay Khan menaklukan Cina dan berkuasa disanayang dikenal sebagai dinasti Yuan yang memerintah hingga abad ke-XIV, yangkemudian digantikan dinasti Ming. Mereka memeluk agama Budha yang berpusatdi Beijing, dan mereka akhirnya bertikai melawan saudara-saudaranya dari Khan-Khan Mongol yang beragama Islam di Asia Barat dan Rusia. Adalah HulakoKhan, saudara Mongke Khan dan Qubulay Khan, yang menyerang wilayah-wilayah Islam sampai ke Bagdad.

D.Serangan-serangan Mongol
Wilayah kultur Arab menjadi jajahan Mongol setelah Bagdad ditaklukkanoleh Hulako Khan, 1258. Ia membentuk kerajaan II Khaniyah yang berpusat diTabris dan Maragha. Ia dipercaya oleh saudaranya, Mongke Khan untuk mengembalikan wilayah-wilayah Mongol di Asia Barat yang telah lepas darikekuasan Mongol setelah kematian Chinggis. Ia berangkat dengan disertai pasukan yang besar untuk menunaikan tugas itu tahun 1253 dari Mongolia. Ataskepercayaan saudaranya tersebut, Hulako Khan dapat menguasai wilayah yang luas seperti Persia, Irak, Caucasus dan Asia Kecil sebelum menundukkan Bagdad,ia telah menguasai pusat gerakan Syi’ah Isma’iliyah di Persia Utara, tahun 1256.Jatuhnya ibu kota Abbasiyah yang didirikan oleh Khalifah kedua, al-Mansur itu, berkaitan erat sekali dengan seseorang yang bernama Ibnu al-Qami’ ia berhasil merayu pasukan Mongol untuk menyerang Bagdad. Pada awal tahun656 H / 1258 M, Hulako Khan mengirimkan pasukan ke Bagdad di bawah pimpinan dua amirnya sebagai pasukan awal sebelum kedatangannya, kemudian pada tanggal 12 Muharram pada tahun yang sama, pasukan yang berkekuatan duaratus ribu personel dan dipimpin langsung oleh Hulako Khan tiba di Baghdad.Mereka mengepung Baghdad dari dua arah, barat dan timur, pada akhirnyadiadakan perjanjian antara Hulako dan Mu’tashim. Mu’tashim dikawal tujuh ratusdari kalangan hakim, fuqoha’, orang-orang sufi dan pejabat Negara. Padaakhirnya mereka semua dibunuh oleh Hulako Khan tidak tersisa sama sekali, halini atas permintaan Ibnu al-Qami’ dan Nashiruddin at-Thutsi. Demikian jugamembunuh sebagian besar keluarga khalifah dan penduduk yang tak berdosa.Akibat pembunuhan dan kerusakan kota itu timbullah wabah penyakit, lantaranmayat-mayat yang bergelimpangan belum sempat dikebumikan. Hulakomengenakan gelar II Khan dan menguasai wilayah yang lebih luas lagi hingga keSyiria Utara, seperti kota Aleppo, Hama, dan Harim. Selanjutnya ia ingin merebut Mesir, tetapi malang, pasukan Mamluk rupanya lebih kuat dan lebih cerdik sehingga pasukan Mongol dapat dipukul di‘Ain Jalut, Palestina, thun 1260 sehingga mengurungkan niatnya melangkahiMesir. Ia sangat tertarik pada bangunan dan arsitektur yang indah dan filsafat.Atas saran Nasiruddin at-Tusi, seorang Filosof Muslim besar. Ia membangunovservatorium di Maragha tahun 1259.Hulako yang memerintah hingga thun 1265 digantikan oleh anaknya,Abaqa, 1265-1282. ia sangat menaruh perhatian kepada umat Kristen karena pengaruh janda ayahnya yang beragama Kristen Nestorian, yakni DoqusKhatun. Orang-orang Mongol II Khaniyah ini bersekutu dengan orang-orangSalib, penguasa Kristen Eropa, Armenia Cilicia untuk melawan Mamluk danketurunan saudara-saudaranya sendiri dari dinasti Horde keemasan (GoldenHorde) yang telah bersekutu dengan Mamluk, penguasa Muslim yang berpusat diMesir. Dinasti II Khaniyyah lama kelamaan renggang hubungannya dengansaudara-saudaranya yang berada di Timur, terutama setelah meninggalnyaQubulay Khan tahun 1294. bahkan mereka yang menguasai barat sampai Bagdaditu karena tekanan kultur Persia yang Islam, berbondong-bondong memeluk agama Islam seperti Ghazan Khan dan keturunannya. Penguasa II Khaniyyahterakhir ialah Abu Sa’id. Ia berdamai dengan Mamluk tahun 1323, yangmengakhiri permusuhan antara kedua kekuasan itu untuk merebut Syiria.Perselisihan dalam tubuh II Khaniyyah sendiri menyebabkan terpecahnyakerajaan menjadi dinasti kecil-kecil yang bersifat lokal. Mereka hanya dapatdipersatukan kembali pada masa Timur Lenk yang berbentuk dinasti Timuriyyahyang berpusat di Samarkand.Sebagian wilayah II Khaniyyah yang berada di kawasan kebudayaan Arabseperti Iraq, Kurdistan dan Azebaijan, diwarisi oleh dinasti Jalayiriyah. Jalayir adalah suku Mongol yang mengikuti Hulako ketika menaklukkan negeri-negeriIslam. Dinasti ini didirikan oleh Hasan Buzurg (Agung), yang dibedakan denganHasan Kuchuk (kecil) dari dinasti Chupaniya, musuh bubuyutannya yangmemerintah sebagai Gubernur di Anatolia di bawah sultan Abu Sa’id, penguasaterakhir dinasti II Khaniyyah. Hasan Buzurg akhirnya menundukkan Chupaniyah,walaupun ia masih harus mengakui kekuasaan II Khaniyah, dan memusatkankekuasaanya di Bagdad. Dimasa Uways, pengganti Hasan Agung, Jalayiriyyah baru memiliki kedaulatan secara penuh. Ia dapat menundukkan Azerbaizan,namun mendapat perlawan dari dinasti Muzaffariyah dn Khan-Khan Hordekeemasan. Mereka akhirnya dikalahkan oleh Qara Qoyunlu.Dari sini dapat dilihat, bahwa kultur Islam yang ada dikawasan budayaArab seperti Iraq dan Syiria serta sebagian Persia sebelah barat, walaupun secara politis dapat ditaklukkan oleh Mongol, tetapi akhirnya Mongol sendiri terserap kedalam budaya Islam. Dapatlah kiranya disimpulkan bahwa akar budaya Islamdikawasan budaya Arab dipemerintahan bukan hanya dynasti berbangsa Arab sajatetapi siapa yang kuat akan memerintah wilayah tersebut. Dinasti-dinasti silih berganti menguasai wilayah itu dan yang langgeng ialah kekuasaan dari bangsaArab sendiri, baik pada masa klasik maupun masa modern ini.

E.Dampak Kekuasaan Mongol
Apa dampak positif maupun negative kekuasaan Mongol terhadapwilayah-wilayah Islam yang ditundukkannya?
Dampak negative tentu lebih banyak dibandingkan dengan dampak positifnya. Kehancuran tampak jelasdimana-mana dari serangan Mongol sejak dari wilayah timur hingga ke barat.Kehancuran kota-kota dengan bangunan yang indah-indah dan perpustakaan- perpustakaan yang mengoleksi banyak buku memperburuk situasi ummat Islam.Pembunuhan terhadap umat Islam terjadi, bukan hanya pada masa Hulako sajayang membunuh khalifah Abbasiyyah dan keluarganya, tetapi pembunuhan dilakukan juga terhadap umat Islam yang tidak berdosa. Seperti yang dilakukanoleh Argun Khan ke empat pada dinasti II Khaniyyah terhadap Takudar sebagaiKhan ketiga yang dihukum bunuh karena masuk Islam, Argun Syamsuddin,seorang administrator dari keluarga Juwaini yang tersohor dihukum mati tahun1284, Syihabuddin penggantinya juga dibunuh tahun 1289, dan Sa’id ad-Daulahyang orang Yahudi itu dihukum mati pula pada tahun 1289.Bangsa Mongol yang asal mulanya memeluk agama nenek moyangmereka, lalu beralih memeluk agama Budha, rupanya bersimpati kepada orang-orang Kristen yang bangkit kembali pada masa itu dan menghalang-halangidakwah Islam di kalangan Mongol, yang lebih fatal lagi ialah hancurnya Baghdadsebagai pusat dinasti Abbasiyyah yang di dalamnya terdapat berbagai macamtempat belajar dengan fasilits perpustakaan, hilang lenyap dibakar oleh Hulako.Suatu kerugian besar bagi khazanah ilmu pengetahuan yang dampaknya masihdirasakan hingga kini.
Ada pula dampak positif dengan berkuasanya dinasti Mongol ini setelah para pemimpinnya memeluk agama Islam. Mengapa mereka dapat menerima danmasuk ke agama Islam? Antara lain adalah disebabkan karena mereka berasimilasi dan bergaul dengan masyarakat Muslim dalam jangka panjang,seperti yang dilakukan oleh Gazan Khan (1295-1304) yang menjadikan Islamsebagai agama resmi kerajaan, walaupun ia pada mulanya beragama Budha.Rupanya ia telah mempelajari ajaran agama-agama sebelum menetapkankeislamannya, dan yang lebih mendorongnya masuk Islam adalah karena pengaruh seorang menterinya, Rasyiduddin yang terpelajar dan ahli sejarah yangterkemuka yang selalu berdialok dengannya, dan Nawruz, seorang Gubernurnyauntuk beberapa propinsi Syiria. Ia menyuruh kaum Kristen dan Yahudi untuk membayar Jizyah, dan memerintahkan mencetak uang yang bercirikan Islam,melarang riba’, dan menyuruh para pemimpinnya menggunakan sorban. Ia gemar pada seni dan ilmu pengetahuan, menguasai beberapa bahasa seperti Mongol,Arab, Persia, Cina, Tibet dan Latin. Ia mati muda ketika berumur 32 tahun, karena tekanan batin yang berat sehingga ia sakit yang menyebabkan kematiannya ituketika pasukannya kalah di Syiria dan munculnya sebuah komplotan yang berusaha untuk menggusurnya dari kekuasaannya. Sepeninggal Gazandigantikanlah oleh Uljaitu Khuda Banda (1305-1316) yang memberlakukan aliranSyi’ah sebagai hukum resmi kerajaanya. Ia mendirikan ibu kota baru yang bernama Sultaniyyah dekat Qazwain yang dibangun dengan arsitektur khas IIKhaniyyah. Banyak koloni dagang Italia terdapat di Tabriz, dan II Khaniyyahmenjadi pusat pedagangan yang menghubungkan antara dunia Barat dan Indiaserta Timur Jauh. Namun perselisihan dalam keluarga dinasti II Khaniyyahmenyebabkan runtuhnya kekuasaan mereka.

SIMPULAN
Dari sini, kita dapat menyimpulkan beberapa faktor hancurnya wilayah-wilayah Islam yang termasuk didalamnya adalah Bagdad, diantaranya adalah :
- Terjadinya perpecahan dan konflik internal kaum muslimin.
- Setiap amir atau khalifah hanya perhatian kepada wilayahnya saja, tanpa bebanketika ada suatu wilayah Islam lainya jatuh di tangan musuh.
- Kurang professional dalam mengangkat pejabat Negara, terutama dalam bidang politik dan militer.
- Kurangnya jiwa revolosioner di kalangan ummat Islam, mereka banyak terjun didunia sufi, fiqh, dan teologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar