Selasa, 14 Juni 2011

Kingdom Of Heaven

Saya termasuk yang jarang menonton film, bisa dihitung dengan jari lah pokoknya Namun ada beberapa film yang saya suka lihat bahkan berulang-ulang untuk sekedar menghayati dan benar-benar mengikuti alur cerita dalam film. Salah satu nya adalah Kingdom of Heaven, film ini dibuat tahun 2005 dengan tempat syuting di Spanyol dan Maroko. Dibintangi oleh Orlando Bloom, Eva Green, Jeremy Irons, David Thewlis, Marton Csokas, Brendan Gleeson, Alexander Siddig, Ghassan Massoud, Edward Norton, Jon Finch, Michael Sheen dan Liam Neeson. Disutradarai oleh Ridley Scott, yang juga pembuat film Gladiator dan Black Hawk Down. Beberapa kritisi film Hollywood, menyebut film ini bentuk sisi Islami versi Hollywood.
Cerita film ini sendiri berlatar tentang Perang Salib. Banyak tokok-tokoh sejarah yang dilakonkan secara apik dalam film ini. Beberapa nama peran dalan film ini, berbeda dengan nama-nama yang dituliskan dalam buku-buku sejarah. Semisal tokok Salahuddin Al Ayubi disebut dengan Sultan Saladin. Termasuk raja Jerusalem, saya harus bongkar cari sana-sini siapa nama raja sebenarnya. Akhirnya ketemu yaitu Raja Baldwin IV.

Kingdom of Heaven bercerita tentang seorang insinyur dan tentara zeni yang hidup sebagai seorang pandai besi di sebuah desa di Perancis. Pria ini dihantui oleh tindakan dosa bunuh diri istrinya akibat keguguran. Sekelompok kecil pasukan Perang Salib datang ke rumahnya, meminta dibuatkan sepatu untuk kuda-kuda mereka, juga makanan dan tempat berteduh, Balian (Bloom) pun memenuhi permintaan mereka. Kemudian Balian mengetahui kalau pemimpin Pasukan Salib ini, Godfrey of Ibelin (Neeson), adalah ayahnya sendiri. Ternyata Godfrey datang memang ada maksud tertentu, yaitu untuk mengklaim kembali anaknya yang telah ia tinggalkan, Balian dan mengajaknya pulang ke tanah suci Jerusalem.

Maka dimulailah petualangan Balian, Di Jerusalem, Godfrey, saat hampir menjelang ajal, menobatkan Balian sebagai seorang ksatria dan memerintahkan agar Balian mengabdi pada Raja Jerusalem dan melindungi rakyat. Lalu Balian pun jadi kenal baik dengan para tokoh politik penting Jerusalem, yaitu sang Raja Baldwin IV (Norton), yang sakit lepra tapi seorang yang bijak, pemimpin yang baik hati; Putri Sybilla (Green), adik perempuan Raja Baldwin IV dan yang juga telah menarik hati Balian; Guy de Lusignan, suami Sybilla yang licik, haus darah, dan tidak punya toleransi.
Ketoleransian Raja Baldwin IV, yang digambarkan dalam film, di kritik sebenarnya tidak terlalu mencintai perdamaian seperti yang dicitrakan di dalam film ini. Ia menyerang Damaskus dan Lembah Beeqa di awal pemerintahannya. Ia juga berencana menyerang Mesir dan memerintahkan Raynald of Chatilon untuk memimpin pasukan. Peperangan ini terus berlanjut dan dimenangkan Baldwin IV hingga akhirnya mulai tahun 1179 ia mengalami banyak kekalahan. Pada 10 April ia didesak oleh pasukan Farrukh Shah, keponakan Salahudin di Banias. Pada 10 Juni ia terperangkap oleh pasukan Salahudin di Marj Uyun. Kebencian muslim terhadap Baldwin IV terlihat dari julukannya sebagai Al Khinzir atau Si Babi, binatang yang diharamkan dalam Islam, yang bisa dilihat dari catatan musafir Ibnu Jubair.

Raja Baldwin akhirnya meninggal dan pemerintahannya diturunkan ke Sibylla, dimana Sibylla lalu menunjuk suaminya, Guy, sebagai Raja baru Jerusalem. Guy, dengan bantuan Raynald, menyulut peperangan dengan Saladin dengan membunuh adik perempuan Saladin, juga beberapa warga Muslim dan utusan Saladin. Bersama pasukan Ksatria Templar, Guy keluar dari kota Jerusalem ke gurun pasir untuk menyerang Saladin, tanpa memikirkan pentingnya faktor persediaan makan dan minuman. Akibatnya, pasukan Muslim dengan mudah bisa mengalahkan pasukan Salib Templar yang telah lemah dan kelelahan itu, dimana pertempuran itu dikenal sebagai Perang Hattin (walau pertempuran itu tidak disebutkan atau diperlihatkan dalam film; yang bisa kita lihat adalah hasilnya). Raja Guy dan Raynald ditangkap dan kemudian dihukum penggal oleh Saladin, yang kemudian bergerak bersama pasukannya ke Jerusalem, dimana cuma ada Balian sebagai pelindungnya. Peperangan berlalu 3 hari dengan cepatnya, Balian menunjukkan kehebatan taktiknya dengan menjatuhkan menara-menara penyerang Saladin. Suatu kali salah satu bagian dinding Jerusalem berhasil dirubuhkan, tapi pasukan Balian dengan gigih bisa menahan kekuatan Saladin. Keesokan harinya, Saladin mengajak Balian berunding, dan akhirnya Balian pun setuju menyerahkan Jerusalem kepada Saladin setelah Saladin mengajukan syarat jaminan keselamatan para umat Kristen untuk mengungsi ke negeri umat Kristen.
Guy of Lusignan dan Raynald sendiri bukanlah bagian dari Hospitaler ataupun Knight Templar, berbeda dengan cerita di film yang memperlihatkan bahwa mereka diberi kostum Knight Templar. Keduanya adalah keturunan bangsawan biasa yang terlibat dalam perang di Yerusalem karena masalah kekuasaan. Keduanya memiliki istri dan memiliki anak, hal yang tidak mungkin dilakukan oleh anggota Knight Templar ataupun Hospitaler pada masa itu. Rusaknya hubungan antara Baldwin IV dan Guy of Lusignan justru karena Guy menolak menyerang pasukan Salahudin saat terjadi pengepungan di Kerak, saat adik tiri Baldwin IV, Isabella, sedang melangsungkan pernikahan.

Jika cerita film ini benar berdasar fakta sejarah yang valid. Kekerasan penggal memenggal kepala rupanya sudah menggejala di kalangan pasukan Salib, Raynald secara sadis membunuh dan memenggal kepala adik perempuan Saladin, hal yang sebenarnya sangat rendah nilainya bagi seorang ksatria harus berkelahi dan membunuh perempuan. Saladin pun membalasnya dengan memenggal kepala Raynald.
Hal lain yang tergambar dalam film ini, teknik perang menggunakan semacam meriam lontar, penggunaan sejenis minyak yang bisa menyulut api, toleransi agama. Ketika pihak muslim sedang melaksanakan ibadah shalat tidak ada usaha dari pihak Salib menyerang pihak muslim.

Sebagai visualisasi, perang Salib plus unsur cerita tambahannya, paling tidak memberikan gambaran tentang perkembangan Islam ketika itu mencapai kejayaannya. Perang yang melegenda ini, selama hampir dua ratus tahun (1095 – 1291) tak jelas hasil perangnya. Salib dan Muslim saling mengalahkan, bahkan tujuan utama untuk menguasai Jerusalem, kota suci 3 agama sekaligus ini ( Islam, Kristiani dan Yahudi) telah kabur menjadi usaha imprealisme dan kolonialisasi negara-negara Eropa di Kawasan Asia Barat, yang nanti berkembang ke antero Asia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar